21 Maret 2009

Berhati-Hati dengan Makanan Kita

Syekh Hisyam Kabbani QS 
Kuala Lumpur, 15 Agustus 2008
(dari buku Traces of The Light)

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin, Sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin


Kini kita sangat menyukai daging. Kita tidak lagi mengejar yang lainnya—apalagi sekarang mereka mengajarkan kepada kita, “Jangan makan daging hewan biasa, pergilah dan makanlah Kentucky Fried Chicken, makanlah di McDonald, makanlah Burger King.” Mereka membentuk pikiran kita, mengarahkan apa yang harus kita makan. Dan kalian tidak mengetahui siapa yang memasak daging itu—apakah orang itu mempunyai wudu atau tidak, apakah orang itu sedang marah atau tidak, apakah orang itu orang yang baik atau tidak—semua hal ini akan terefleksi atau terpantul ke dalam makanannya. Itu akan menjadi racun di dalam makanan tersebut. Ketika kalian memakannya, ia akan meracuni kalian. Itulah sebabnya sekarang banyak orang yang teracuni—bukan oleh racun—tetapi teracuni oleh karakter buruk, karena ia terefleksi melalui makanan mereka. Semua energi negatif ini berasal dari orang yang memasaknya—di dalam daging itu sendiri tidak ada energi negatifnya, tetapi karakter buruk orang yang memasaknya akan terefleksi ke dalam makanan yang kita makan di restoran. 

Itulah sebabnya banyak syekh yang menasihati murid-muridnya agar tidak makan di restoran, karena mereka tidak ingin murid-muridnya mendapatkan refleksi buruk dari makanannya. Karena sebagaimana yang Mawlana katakan, Grandsyekh (semoga Allah memberkati ruhnya), mengatakan, “Aku tidak senang bila ada di antara kalian yang makan selain dari apa yang kalian masak atau istri kalian masak.” Dan mereka harus mempunyai wudu, dan salat 2 rakaat, baru kemudian masak—karena dengan cara inilah bukannya kalian meracuni makanan yang kalian makan melalui karakter buruk kalian—bahkan kalian akan dihiasi dengan refleksi yang baik dari wudu dan salat kalian yang kalian lakukan sebagai niat untuk memasak. Allah SWT akan menjadikan makanan itu, sebagaimana wudu membersihkan tubuh—makanan itu pun akan membersihkan jiwa kalian.[]

2 komentar:

urut-cikokol mengatakan...

Assalamu'alaikum
ada yg mw saya tnyakn, apakah dr ksmua/sbagian artikel ini ad yg dbuat dlm bntuk buku? Klo blm, saya usulkn untk dbuat dlm bntuk buku aj.
Trimakasih

pengobatan alamiyah mengatakan...

kunjungi juga http://pengobatan-alamiyah.blogspot.com/, melayani konsultasi 24jam, mengenai penyakit medis dan non medis, menjual obat untuk penyakit medis seperti ; Stress, Gila, bisul, TBC ,penyakit Jantung, penyakit paru-paru, penyakit ginjal, penyakit diabetes melitus, penyakit nyeri tulang, penyakit nyeri otot, penyakit kulit , alergi, dll masih banyak lagi, dan juga melayani jasa mengatasi penykit atau gangguan non medis, seperti : santet, tuyul, palasik, dll banyak lagi,

Alamat, padang panjang, jl.rasuna said no.102 sumatera barat- indonesia, tepat di belakang kantor camat padang panjang barat.

Ok, kunjungi ya http://pengobatan-alamiyah.blogspot.com/ yang insyaallah akan bermanfaat bagi saudara.
Atau hub Syahwir Papude :

081374563900 - PIN BB : 740B503D

Salaam.