04 Juni 2008

Setiap Penyakit ada Obatnya

Penyakit yang sederhana, obatnya juga sederhana. Tetapi seiring dengan perkembangan manusia dan semakin meningkat ketidakpatuhannya kepada Allah SWT, penyakit ini juga mulai membandel terhadap obat yang biasa sehingga tidak dapat disembuhkan lagi. Dengan izin Allah SWT penyakit yang berat pasti dapat dikalahkan dengan obat yang sederhana, tetapi bila orang itu semakin tidak loyal dan tidak patuh kepada Hukum Allah SWT (syari’at), penyakitnya makin sulit diobati, bahkan penyakit yang paling ringan pun demikian.

Grandsyekh selalu berkata, “Jika seseorang mempunyai penyakit kanker yang ganas, mereka harus minum jus bawang (bombay-red). Sebab inilah obat terbaik.” Kadang-kadang orang telah mencoba ratusan obat yang berbeda dan tetap merasa bahwa penyakitnya tidak mau hilang, tetapi jika mereka mulai meminum jus bawang mereka akan merasakannya.

Nabi Ibrahim AS berkata, “Ketika aku sakit, Allah SWT akan menghilangkan penyakit itu dariku dan membuatku sehat kembali.” Beberapa orang berada pada level di mana ketika mereka sakit, mereka tidak memerlukan obat-obatan tertentu, sehingga semuanya baik-baik saja. Ketika Abu Bakar RA jatuh sakit, orang-orang ingin membawakan dokter baginya, tetapi beliau berkata, “Dokter akan membuatku sakit. Darimana dokter itu datang?” Apa yang beliau maksud adalah bahwa Allah SWT akan menyembuhkannya. Segalanya berasal dari Allah SWT, jadi beliau berpikir tidak ada gunanya orang lain berusaha untuk mencoba menghilangkan penyakitnya, sebab Allah SWT dapat melakukannya.

Lain lagi dengan Nabi Musa AS. Beliau mempunyai sakit kepala yang sangat berat. Bani Israil lalu membawakan seorang dokter kepadanya dan berkata, “Pakailah ini!” namun dijawab, “Tidak!” Yang lainnya datang dengan obat-obatan lainnya dan mereka minta beliau menggunakannya. Sekali lagi beliau menolak. Lalu Allah SWT mengutus Malaikat Jibril AS kepada Nabi Musa AS agar beliau mau menerima obat itu. “Wahai Musa AS, Aku telah menciptakan bermacam-macam obat dari tumbuhan dan herbal agar hamba-hamba-Ku bisa memperoleh kesembuhan darinya. Banyak sekali di dunia ini yang bisa menjadi obat. Semua ini Aku ciptakan untuk umat manusia, jadi mereka bisa menggunakannya. Apakah kau ingin membuat hikmah yang Kutanamkan itu menjadi tidak berarti? Apakah kau ingin menjadi sehat kembali tanpa menggunakan obat-obatan ini? Jika kau tidak mau, Aku tidak akan mengembalikan kesehatanmu, karena bila Kukembalikan kesehatanmu sekarang, hikmah yang Kutanamkan pada mereka tidak ada gunanya lagi.”

Ini adalah contoh bagi umat manusia secara umum. Inilah sebabnya Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS untuk menggunakan obat agar bisa sembuh. Kalian juga harus menggunakannya. Pada saat yang sama, jika Saya membacakan air dan memberikannya pada kalian sebagai obat, maka kalian mungkin akan berkata bahwa air itu yang menyembuhkan kalian. Ini konyol namanya! Bukan air yang mengembalikan kesehatan kalian, tetapi Allah SWT memberinya melalui air itu.

Saya berkata kepada kalian, “Gunakan jus bawang dan itu akan memberi kalian kesehatan, insya Allah.” Jangan berkata, “Aku telah menggunakan 100 macam obat yang berbeda-beda dan tidak ada yang bisa menyembuhkan aku, jadi bagaimana mungkin jus bawang ini bisa?” Saya tidak berkata bahwa jus bawang ini yang akan menghentikan penyakitnya, tetapi Allah SWT yang menjadikannya sebagai obat.

Suatu ketika Saya mengunjungi seorang dokter di Karachi, Pakistan. Dia mempunyai sebuah klinik yang sederhana. Sebuah ayat suci Alquran tertulis di pintu masuknya, “Dan jika aku sakit, Dialah yang akan menyembuhkanku.” [26:80]. Ini adalah suatu peringatan yang baik sekali dan lewat pintu itu perhatian orang yang datang akan tertuju padanya. Tidak benar bila dokter disalahkan karena orang yang berobat tidak memperoleh kesembuhan. Kesembuhan tidak datang dari dokter, tetapi dari Allah SWT. Ketika orang meninggalkan keyakinan ini dan meninggalkan surga, ribuan penyakit akan menimpa mereka, walaupun hanya ada 360 organ dalam tubuh manusia.

Kita percaya bahwa banyak alasan yang menyebabkan orang menjadi sakit. Di antaranya ada yang bersifat fisik, dan ada pula yang spiritual. Sebagai mukmin kita tidak menerima bahwa setiap rasa sakit hanya berasal dari penyakit dan hanya berhubungan dengan kondisi fisik. Ada juga Reaksi Surgawi yang turut berperan dalam menimbulkan penyakit.


0 komentar: