01 Juli 2008

Kontrasepsi

Masalah utama umat manusia sekarang ini adalah mereka tidak beriman. Itulah yang menjadi akar dari semua persoalan mereka. Masalah ini menimbulkan penderitaan yang membuat orang tidak bahagia dan kedamaian dan kepuasan mereka pun menghilang. Masalah anak-anak merupakan salah satu masalah terbesar yang membuat orang menderita. Beberapa orang berharap mereka bisa mempunyai anak, tetapi tidak bisa. Yang lainnya, seperti kebanyakan anak muda, tidak menginginkannya, baik sebelum maupun setelah menikah. Hubungan yang tidak legal menyebar di seluruh dunia dan merusak pria dan wanita baik secara fisik maupun spiritual. Sebelum menikah mereka menggunakan kontrasepsi sehingga mereka tidak akan mendapatkan anak dari hasil hubungannya. Mereka juga menggunakan berbagai racun untuk mencegah kehamilan. Dengan ini mereka akan merusak diri sendiri. Lalu ketika mereka memulai hubungan yang legal setelah hubungan ilegal tadi, tidak ada anak yang akan diberikan kepada mereka.

Ketika Allah SWT memberikan seorang anak, banyak orang yang berkata, “Satu saja cukup!” atau “Dua cukup!” atau “Tiga cukup!” mereka tidak menginginkan lebih dari itu, lalu mereka mulai menggunakan kontrasepsi lagi. Jadi bagaimana Islam menilai hal tersebut?

Pertama, Islam tidak mengizinkan suatu bentuk hubungan yang ilegal. Lalu hanya diperbolehkan menggunakan kontrasepsi karena keadaan yang benar-benar darurat. Jika itu jelas akan membahayakan hidup ibu dan bayinya, atau jika ibunya mempunyai suatu penyakit yang bisa diturunkan kepada anaknya, atau kepada generasi yang akan datang, barulah diizinkan menggunakan kontrasepsi.

Tetapi dewasa ini alasan penggunaan kontrasepsi adalah benar-benar pribadi. Sebagai contoh, wanita takut mendapatkan anak karena menurut mereka karakter ibu tidak cocok bagi situasi yang berlaku bagi wanita muda saat ini. Ketika mereka menikah, mereka ingin menjaga bentuk tubuhnya seperti semula. Biasanya setelah menjadi ibu tubuhnya akan berubah. Seperti apa mereka ingin dilihat, inilah alasan utama mereka untuk tidak mempunyai anak.

Alasan kedua adalah alasan keuangan yang memaksa orang untuk tidak mempunyai anak. Kebanyakan orang tidak percaya bahwa Allah SWT telah menjamin rezeki bagi semua orang dan bahwa pekerjaan dan nasib mereka telah ditetapkan oleh-Nya. Kebanyakan orang menjadi ateis dan materialistis, mereka tidak menerima bahwa Allah SWT telah menciptakan anak-anak dan Dia akan memeliharanya. Tidak ada alasan untuk khawatir. Seperti halnya kita hidup, Allah SWT akan membiarkan mereka hidup dan akan menciptakan kondisi yang cocok bagi kehidupan mereka. Masa depan mereka tidak seperti kita. Kondisi untuk hidup berubah setiap saat. Tetapi orang yang tidak beriman berpikir bahwa kondisi yang sama akan tetap berlaku, itulah sebabnya mereka berusaha untuk mencegah agar tidak melahirkan anak. Mereka membunuhnya dan ini adalah dosa besar.

Alasan ketiga adalah karena wanita tidak berada di rumah lagi sekarang. Orang-orang yang kejam memaksa mereka tidak hanya bekerja di rumah, tetapi juga di luar rumah. Saya tidak pernah melihat kekejaman seperti yang terjadi di abad ke-20 ini, khususnya yang datang dari pria. Pria juga bekerja di luar, lalu mereka pulang, duduk dan bersantai. Pada saat yang sama, wanita kembali dari pekerjaannya, dan harus melanjutkan pekerjaannya di rumah. Pada usia 30 tahun mereka akan mulai menua.

Wanita yang bodoh ini tidak memperhatikan bahwa pria yang bodoh telah memperdaya mereka dengan mengatakan bahwa pria dan wanita mempunyai kedudukan yang sama dan mereka bisa menjadi polwan, pengacara, dokter, dan sebagainya. Para wanita hanya berkata, “ya” dengan semua itu.

Kemudian ketika wanita ini mempunyai anak-anak, mereka bahkan tidak mengenali ibunya dengan baik kecuali hanya dalam beberapa jam, karena mereka harus dititipkan di panti asuhan. Mereka tidak pernah mengalami perawatan dengan penuh kasih sayang dan cinta dari ibunya, yang kemudian berkata bahwa “Kami memerlukan kedamaian, dua anak cukup.” Bahkan biasanya satu saja cukup untuk mereka.

Secara fisik, wanita yang bekerja di luar dan menjadi begitu lemah, mereka merasa tidak mampu lagi untuk mempunyai anak lebih banyak. Islam menyoroti sisi wanita ini dengan mengatakan, “Tidak ada pekerjaan di luar rumah bagi wanita.”

Bila Saya diberi wewenang, Saya akan memberhentikan seluruh wanita yang bekerja di luar rumah. Saya akan memberi mereka upah untuk tinggal di rumah yang lebih besar daripada gaji seorang pria yang bekerja di luar. Dengan begitu mereka akan lebih puas tinggal di rumah daripada bekerja di luar.

Di Eropa Saya melihat wanita yang meninggalkan rumahnya pagi hari ketika masih gelap untuk mengejar kereta atau bis, atau mengendarai mobilnya untuk pergi bekerja. Untuk apa semua kekejaman ini? Seluruh tanggung jawab ada di pundak pria, tetapi dewasa ini kebanyakan dari mereka adalah para wakil Setan dan mereka tidak beriman. Saya akan menghukum mereka yang memerintahkan istrinya untuk berkerja di luar. Juga mereka yang tidak menghabiskan waktunya minimal selama 3 jam bersama istri dan anak-anaknya.

Di masa kini semua kondisi dalam hidup bermasyarakat adalah berdasarkan kekejaman dan para wanita dipaksa untuk bekerja. Kita harus mengubah segalanya mulai dari A sampai Z dan mengubah kekejaman menjadi keadilan dan memberikan hak kepada kaum wanita. Saya mengharapkan semua wanita tinggal di rumah tanpa kecuali. Itu bukan berarti mereka tidak boleh meningkatkan intelektualnya atau mengembangkan segala bentuk keterampilan yang mereka miliki. Mereka bisa melakukan hal itu, tetapi tanpa beban untuk mendapatkan sejumlah uang. Secara spiritual mereka mempunyai kewajiban yang sama dengan pria, dan Hadis untuk mencari pengetahuan di mana pun kalian bisa, bahkan sampai ke Cina, juga berlaku sama bagi pria dan wanita.

0 komentar: