
Nama lain yang biasa dipakai adalah Fafara, Coughwort, Horsehoof, Tembakau Inggris, bullsfoot, foals foot, horsefoot, butterbur, bunga velure, hallfoot, fieldhove, donnhove, son before father. (Perancis = Tussilage, Jerman = Huflattich, Spanyol = Tusilago, Italia = Tossalaggine)
Nama yang beragam menandakan bahwa tanaman ini tersebar luas di berbagai tempat. Tussilago adalah herbal perennial dengan rhizoma yang panjang. Bagian yang diambil dari tanaman ini adalah bunga kering dan daun, keduanya tumbuh pada rhizomanya. Senyawa yang terkandung di dalam bunga meliputi Musilage, flavonoid (rutin dan karoten), taraxanthin, arnidiol dan faradiol, tannin, dan minyak essensial. Pada daun terdapat musilage, tanin yang melimpah, glikosidal, inulin, sitosterol, dan seng. Aktivitas senyawa tersebut adalah melegakan ekspektoran, antitusif, anticatarrhal dan diuretik. Tussilago banyak digunakan sebagai obat bronkitis, laringitis, pertussis, dan asthma. Khususnya untuk batuk bronkial spasmodik yang sudah kronis. Selain itu juga digunakan sebagai anti bakteri Gram negatif, termasuk Staphylococcus aureus, Proteus hauseri, Proteus vulgaris and Pseudomonas aeruginosa. Tanaman ini berbunga pada awal musim semi dan daunnya hanya muncul ketika bunganya telah jatuh berguguran sehingga tanaman ini dinamakan filius ante patrem (anak sebelum ayah). Di Cina hanya bunganya yang dikenal dengan kuan dong hua, digunakan untuk mengobati batuk yang kronis.
0 komentar:
Posting Komentar